PT. HASKA MAKMUR INDUSTRI

" Lakukan sesuatu dengan benar sejak awal itu adalah salah satu bibit kesuksesan yang siap tumbuh dimana saja. "

PRODUK

" Menjamin kualitas produk yang dihasilkan dan telah mendapatkan sertifikat resmi "

DISTRIBUSI & PENJUALAN

" Kenani distribusi dan penjualan dari PT. Haska Makmur Industri "

FILOSOFI KAMI

Kerja Keras - Kejujuran - Kebaikan - Kemuliaan

BERITA & KEGIATAN

Berikut adalah berita dan kegiatan seputar kegiatan PT. HAMI

  • Kopi Sulawesi Selatan Jadi Primadona 16 Negara


    Kopi arabika merupakan salah satu komoditi unggulan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) yang kini menjadi primadona di 16 negara, seperti Jepang, Amerika dan Belgia.

    Kepala Bidang Pasca Panen dan Sistem Informasi Perkebunan, Dinas Perkebunan Sulsel, Abdul Rahman mengatakan, kopi arabika asli Tana Toraja ini yang mempunyai kualitas dengan cita rasa yang khas hingga tersebar di 16 negara.

    “Tana Toraja merupakan salah satu kabupaten di Sulsel sentra produksi kopi. Hasilnya produksi kopi arabika tahun 2013 mencapai 2.792 (data sementara),” ungkap Abdul Rahman, di Makassar, Kamis, (24/04/2014).

    Kopi arabika, kata Rahman, saat ini sangat terkenal dan membuat permintaan ekspor sangat besar. Setengah dari total hasil produksi kopi arabika di Sulsel di ekspor ke luar negeri.

    “Ada sekitar 16 negara yang menjadi peminat dan menjadi tujuan ekspor kopi arabika ini, seperti Jepang, Amerika, dan Belgia. Ketiga negara ini merupakan negara dengan permintaan yang terbesar,” katanya.

    Menurut Rahman, komoditi tersebut merupakan komoditi yang sangat menguntungkan bagi petani. Dengan adanya permintaan pasar mancanegara, akan membuat ekonomi petani yang mengembangkan kopi semakin membaik.

    Untuk memenuhi permintaan pasar, masih kata Rahman, petani harus bisa fokus dengan menggunakan bibit unggul, serta meningkatkan lagi hasil produksi dalam memenuhi kebutuhan pasar dunia yang semakin tahun semakin tinggi.



    liputan6.com
  • Cuaca Bagus Bisa Mendorong Ekspor Kopi JATENG Bertambah


    Kondisi cuaca di Jawa Tengah sepanjang tahun ini diharapkan bisa stabil. Dengan stabilnya cuaca, dipastikan produksi kopi di wilayah ini ikut melonjak. 

    Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Tengah, Moelyono Soesilo mengatakan dengan peningkatan produksi, diharapkan volume ekspor kopi Jawa Tengah turut bertambah.

    Cuaca saat ini dinilai sangat sesuai untuk tanaman kopi. Sehingga ditargetkan produksi kopi Jawa Tengah akan melambung hingga 35 persen dibandingkan produksi tahun lalu.

    "Tahun lalu petani kopi di Jawa Tengah bisa panen antara 8,5-9 juta karung dengan masing-masing karungnya berisi 60 kg, sedangkan tahun ini ditargetkan tercapai panen antara 11-11,5 juta karung," kata Moelyono, Kamis (15/1/2015).

    Kopi adalah komoditas yang sangat dipengaruhi cuaca. Hujan dengan intensitas sedang yang terjadi pada awal tahun menandakan musim tersebut sangat baik bagi tanaman kopi.

    Berbeda dengan tahun lalu, di mana di awal tahun intensitas hujan sangat tinggi bahkan berakibat pada banjir di sejumlah daerah. Kondisi demikian ini tidak baik bagi tanaman kopi.

    "Masa tanam kopi mulai dari proses keluarnya bunga hingga pemetikan membutuhkan waktu antara 9-10 bulan, jika selama masa tersebut cuaca tidak mendukung maka produksi akan merosot. Intesitas hujan yang tinggi bisa berakibat pada gugurnya bunga kopi, sehingga produksi kopi akan turun," kata Moelyono.

    Menurut dia, ketika produksi kopi turun, maka harga kopi pasti naik. Dengan produksi yang meningkat diharapkan harga dari komoditas tersebut bisa kembali seperti semula.

    "Memang selama empat tahun ini produksi kopi di Jateng selalu mengalami fluktuasi mengikuti anomali cuaca yang terjadi. Jika pada tahun 2011 kami mengalami penurunan produksi, maka pada tahun 2012 dan 2013 ada peningkatan produksi, selanjutnya pada tahun 2014 produksi kembali menurun, harapan kami tahun ini bisa kembali meningkat," kata Moelyono.


    liputan6.com
  • Ekspor Kopi Indonesia ke Australia Bakal Naik 3 Kali Lipat


    Untuk mendukung Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam mencapai target peningkatan ekspor sebesar 300 persen hingga 2019, Atase perdagangan Indonesia di Australia menargetkan ekspor kopi ke Australia hingga tiga kali lipat.

    Atase Perdagangan di KBRI Canberra, Nurimansyah mengatakan, salah satu cara untuk mencapai peningkatan ekspor hingga tiga kali lipat ini, pihaknya membentuk Koalisi Promosi Nasional (KPN).

    "Salah satu langkah strategis untuk meningkatkan kinerja ekspor adalah membentuk KPN untuk meningkatkan ekspor kopi ke Australia," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (20/3/2015).

    Dia menjelaskan, koalisi ini melibatkan sinergi intensif dari KBRI Canberra, Indonesian Trade Pormotion Center (ITPC) Sydney, KJRI Melbourne, dan Kementerian Perindustrian.

    Menurut Nurimansyah, peluang ekspor kopi Indonesia ke Australia masih terbuka luas. Pada 2014, ekspor kopi ke Australia mencapai sebanyak US$ 24 juta atau meningkat sebesar 14,68 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar US$ 20,9 juta.

    "Dilihat dari total impor kopi Australia yang mencapai US$ 479,5 juta, ekspor kopi Indonesia baru merebut pangsa sebesar 5,01 persen. Dengan KPN ini, kami berharap dapat melipattigakannya," kata dia.

    Selama ini, ekspor kopi Indonesia ke Australia didominasi oleh biji kopi yang belum dipanggang dengan pangsa sebesar 99,94 persen dari total ekspor kopi Indonesia ke Australia. Negara pesaing Indonesia di pasar Australia untuk produk kopi berdasarkan peringkat adalah Swiss, Italia, Brasil, Jerman, Kolombia, Papua Nugini, Vietnam lalu Indonesia pada peringkat ke-8.

    "Meskipun impor kopi Australia dari Indonesia persis di bawah Vietnam, dalam lima tahun terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 14,68 persen dan Vietnam mengalami penurunan sebesar 2,41 persen," lanjutnya.

    Selain itu, kafe-kafe di Australia berbeda dengan Amerika. Di Amerika, kafe chain sangat mendominasi pasar, sedangkan di Australia banyak kafe-kafe kecil independen yang tumbuh subur.

    Nurimansyah yakini, dengan adanya KPN dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam ikut serta menjawab target ekspor nasional hingga 300 persen. Apalagi, kata dia, tren impor kopi Australia selama lima tahun terus meningkat dengan pertumbuhan sebesar 10,27 persen.

    "Ini peluang bisnis bagi eskportir kopi nasional agar terus mempromosikan kopi terbaik Indonesia di pasar Australia," tandasnya.



    liputan6.com
  • Ekspor Kopi Indonesia Kian Harum di Era Jokowi


    Mencari surga kopi dunia tentu ada di Indonesia. Tak heran bila negara ini sangat getol menggenjot ekspor kopi ke Indonesia, khususnya kopi spesial seperti kopi luwak karena diproses dari kotoran binatang luwak.

    Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak mengatakan, tren ekspor kopi Indonesia sejak 2010-2014 meningkat 6,32 persen. Dari datanya, peningkatan ekspor kopi di tahun lalu dibandingkan 2013 sebesar 88,34 persen.

    "Pada Januari-Februari ini ada kenaikan cukup bagus untuk ekspor kopi dan saya kira masih akan berlanjut. Panen kopi  baru berlangsung Juni atau Juli 2015, jadi optimistis tahun ini nilai ekspornya bisa di atas 50 persen," jelas dia usai Konferensi Pers Neraca Perdagangan di kantornya, Jakarta, Kamis (16/4/2015).

    Selama ini, kata Nus, Indonesia mengekspor berbagai macam jenis kopi ke sejumlah negara, di antaranya, Amerika Serikat (AS), beberapa negara Eropa, Australia dan lainnya. Ekspor terbesar ke AS.  

    "Jenis kopi yang diekspor speciality coffee, seperti kopi luwak. Dan diharapkan sampai 2019, ekspor kopi bisa meningkat tiga kali lipat menjadi US$ 3,35 miliar dari sekarang ini US$ 1,1 miliar," kata dia.

    Nilai ekspor, sambungnya, bakal terkerek naik karena harga kopi masih relatif bagus di pasar internasional. Ditambah dengan upaya Kemendag dalam memasarkan dan mempromosikan kopi Indonesia ke pasar global.

    "Di World Expo Milan, kita akan menyelenggarakan National Coffee Week selama 7 hari. Promosi juga terus dilakukan, seperti di Taiwan karena ada prospek besar meningkatkan ekspor kopi kita," pungkas Nus. 


    liputan6.com
  • Indonesia Menekankan Ekspor Kopi ke Amerika Serikat



    Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjadikan produk kopi sebagai salah satu andalan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS). Oleh sebab itu, ‎ekspor kopi akan terus ditingkatkan dalam tahun-tahun mendatang.

    Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Nus Nuzulia Ishak mengatakan, Indonesia memasok kopi ke AS sebesar US$ 255,76 juta pada periode Januari-November 2015. Sedangkan pada 2014, ekspor kopi Indonesia ke AS‎ sebesar US$ 323,22 juta.

    "Besarnya nilai impor kopi Amerika Serikat merupakan tantangan dan peluang bagi semua negara, termasuk Indonesia," ujar dia di Jakarta, Rabu (10/2/2016).

    Dia menjelaskan, dari data Kemendag, pada Januari-November 2015, nilai ekspor kopi Indonesia ke seluruh dunia mencapai US$ 1,12 miliar. Angka ini meningkat 19,4 persen dibandingkan periode sama tahun 2014.

    AS pun menduduki peringkat pertama sebagai negara tujuan ekspor kopi Indonesia, disusul Jepang sebesar US$ 98,2 juta, Jerman sebesar US$ 84,9 juta, Italia sebesar US$ 78,8 juta, dan Malaysia sebesar US$ 67,2 juta.

    Sementara itu, menurut data UN Comtrade, pada 2014, Negara Paman Sam itu mengimpor kopi dari dunia sebesar US$ 5,88 miliar atau setara 18,9 persen dari total impor dunia. Nilainya meningkat 10,48 persen dibandingkan 2013.

    Mayoritas kopi yang dipasok masih berupa biji kopi yang tidak disangrai, biji kopi yang disangrai, dan biji kopi yang disangrai dan tanpa kafein.

    Salah satu upaya untuk mendongkrak ekspor kopi ke Indonesia adalah mengikuti pameran kopi spesial di AS, yaitu Specialty Coffee Association of America (SCAA) yang akan dihelat di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat pada 14-17 April 2016.

    "Ajang SCAA ini harus bisa kami manfaatkan untuk semakin meningkatkan ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat, tidak hanya dari volume, tapi juga dari kualitas kopi yang diekspor," kata dia.

    Dalam pameran tersebut, lanjut Nus, Indonesia ditetapkan menjadi Official Portrait Country dalam pameran ini. Dengan begitu, Indonesia menjadi sorotan dari semua peserta dan penikmat kopi dunia.

    "Kesempatan langka ini dapat dijadikan sebagai momentum yang baik bagi Indonesia untuk memantapkan branding Indonesia sebagai surga kopi dunia. Pameran SCAA adalah momen yang tepat karena pameran ini adalah (pameran) yang terbesar di dunia," kata dia.

    Lanjut Nus, dalam pameran ini, pemerintah akan mendirikan Paviliun Indonesia 'Remarkable Indonesian Coffee-Home of World's Finest Coffee' dengan menampilkan kopi spesial terbaik dari seluruh daerah penghasil kopi dari Indonesia. Tentunya kopi spesial itu telah diseleksi dengan standar yang ditetapkan SCAA.

    Untuk itu, Kemendag pun meminta semua asosiasi kopi Indonesia, seperti Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), Asosiasi Eksportir dan Importir Kopi Indonesia (AEKI), dan Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) untuk mengirimkan contoh kopi spesial.

    "Kopi yang akan ditampilkan harus memenuhi standar speciality coffee SCAA karena hal ini menyangkut branding kopi di Indonesia. Pemerintah berkomitmen menjaga citra dan kualitas kopi di Indonesia," kata dia.

    Menurut data International Coffee Organization, pada 2014, Indonesia menduduki peringkat keempat sebagai produsen kopi terbesar di dunia. Produksinya diperkirakan mencapai 622 ribu metrik ton (MT) per tahun.

    Indonesia pun juga tercatat sebagai eksportir kopi spesial arabika terbesar kedua di dunia dengan volume 150 ribu ton per tahun.

    Tak hanya itu, Indonesia juga dikenal sebagai negara yang punya varian kopi terbanyak. Ada hampir 100 jenis varian kopi arabika yang diciptakan sejak tahun 1699, seperti Sumatera Lintong, Java Estate, Sulawesi Toraja, dan Papua Wamena. Kopi-kopi ini nantinya akan dipamerkan dalam pameran SCAA nanti.

    "Masih banyak varian kopi Indonesia yang masih perlu diperkenalkan, seperti kopi dari Papua, Flores, dan Bali," ujar Nus. (Dny/Ahm)



    liputan6.com
  • Kopi Indonesia Unjuk Gigi di Irlandia


    Pemerintah terus mendorong komoditas asal Indonesia untuk bisa menembus pasar internasional, salah satunya yaitu kopi. Hal ini dilakukan dengan mengikursertakan kopi spesial Indonesia dalam pameran World of Coffee (WOC) di Royal Dublin Society (RDS), Irlandia.

    Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kemenperian Perindustrian (Kemenperin) Willem Petrus Riwu, keikutsertaan Indonesia dalam pameran ini akan memperluas pasar ekspor produk kopi Indonesia terutama ke negara-negara Eropa.

    "Kami akan memperkenalkan produk kopi spesial Indonesia dan diversifikasi produk kopi Indonesia kepada dunia khususnya komunitas Uni Eropa," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (24/6/2016).

    Beberapa kopi khas daerah yang ditampilkan pada ajang WOC 2016, di antaranya untuk kopi arabika berasal dari Kerinci, Jambi; Temanggung, Jawa Tengah; Toraja, Sulawesi Selatan; Manglayang, Jawa Barat; dan Solok, Sumatera Barat. Sedangkan untuk kopi robusta, diantaranya berasal dari Bengkulu; Flores Manggarai, Nusa Tenggara Timur; dan Pupuan, Bali.

    “Saya mengharapkan, kegiatan yang dilaksanakan di Paviliun Indonesia pada pameran World of Coffee 2016 ini dapat berlangsung dengan baik, sukses dan memberikan dampak positif dalam pengembangan industri pengolahan kopi di Indonesia,” ujar Willem.

    Agenda yang dilaksanakan pada pameran tersebut, antara lain menampilkan 20 sampel biji kopi spesial dari berbagai daerah di Indonesia yang telah lolos uji cupping, menyajikan dan melakukan cupping 20 green bean terbaik di paviliun Indonesia. Selain itu juga menampilkan budaya minum kopi tarik Aceh dan minum daun kopi (Kopi Kahwa) Sumatera Barat, serta menampilkan diversifikasi produk olahan kopi dari 15 industri pengolahan kopi di Indonesia.

    Pada tahun 2015, Indonesia mampu mengekspor kopi ke Eropa sebanyak 180 ribu ton. Diharapkan, melalui keikutsertaan pada ajang internasional yang diselenggarakan pada tanggal 23-25 Juni 2016 itu dapat lebih mendongkrak nilai ekspor kopi Indonesia ke depannya.

    “Pameran ini menjadi wahana pendorong bagi para pengusaha kopi Indonesia untuk memperkenalkan produk, kualitas dan citra merek serta memperoleh berbagai masukan atau keinginan dari pelanggannya di luar negeri,” kata dia.

    Sebagai informasi, ekspor produk kopi olahan pada 2015 mencapai US$ 356,79 juta atau meningkat sekitar 8 persen dibandingkan 2014. Ekspor produk kopi olahan ini didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan ekspor seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, Tiongkok dan Uni Emirat Arab.



    liputan6.com


  • Ini Cara KBRI Promosikan Produk ke Jerman


    Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan penghargaan Primaduta Award kepada 20 perwakilan RI di luar negeri (KBRI dan KJRI) yang dinilai berjasa dalam mempromosikan produk-produk Indonesia ke negara lain. Salah satu penerima penghargaan tersebut yaitu KBRI Berlin di Jerman.

    Konsulat Jenderal KJRI Hamburg, Sylvia Arifin yang mewakili KBRI di Jerman untuk menerima penghargaan tersebut mengatakan, saat ini ada 6 perusahaan Jerman yang memberikan kontribusi dengan mengimpor produk-produk asal Indonesia.

    "Ini penghargaan bagi perusahaan-perusahaan Jerman yang sudah banyak berkontribusi dengan mengimpor produk-produk kita secara berkesinambungan. Total ada enam perusahaan, tiga di antaranya mengimpor produk seperti biochemical turunan CPO, tekstil, kayu (furnitur)," ujarnya di Jakarta, Kamis (22/10/2015).

    Dia menjelaskan, selama ini pihaknya bersama-sama dengan atase perdagangan RI untuk Jerman dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Hamburg banyak melakukan promosi produk-produk Indonesia di Jerman. Selain itu, juga dengan turun langsung ke lapangan untuk mencari tahu produk-produk apa saja yang sedang laku di pasar Jerman.

    "Kita tugasnya mempromosikan produk Indonesia. Kita melihat market yang potensial, dan turun ke lapangan melihat di toko-toko melihat produk yang diharapkan untuk jangka panjang. Saya juga harapkan keterlibatan pengusaha dan asosiasi pada pameran-pameran, karena kita bisa dapat buyer kebanyakan dari pameran-pameran di Jerman," jelasnya.

    Sylvia mengungkapkan, Jerman memiliki potensi yang besar untuk mengimpor produk dari negara lain. Pasalnya, negara tersebut memiliki ekonomi terbesar di Eropa dan tidak terpengaruh pada perlambatan ekonomi global. Hal ini tentunya harus dimanfaatkan oleh Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke Jerman.

    "Jerman ekonominya terbesar di Eropa. Kalau di dunia bisa dikatakan ke-2 atau ke-3, jadi harus manfaatkan itu. Sekarang ekonominya mereka juga sedang booming," lanjutnya.

    Menurut Sylvia, ada sejumlah hal yang menjadi hambatan bagi produk-produk Indonesia masuk ke negara tersebut. Namun hal tersebut bisa dihilangkan jika produsen di Indonesia memiliki keseriusan untuk menjual produknya ke Jerman.

    "Hambatan lebih kepada standardisasi dan sertifikasi. Seperti kita tahu, Uni Eropa ketat soal itu. Namun sepanjang bisa mengikuti seperti yang mereka mau, itu tidak masalah. Yang perlu diperhatikan yaitu kesinambungan, quality control, kepastian hukum," kata dia.

    Ke depan, lanjut Sylvia, pihaknya akan mendorong promosi produk-produk Indonesia seperti sepatu dan produk perikanan agar bisa lebih banyak masuk ke Jerman. Permintaan akan kedua produk sangat besar di Jerman.

    "Ke depan kita genjot produk bernilai tambah tinggi seperti sepatu dan produk perikanan. Kita selalu mempromosikan, baik melalui pameran, kemudian datangkan pakar dan lain-lain," tandasnya.

    Berdasarkan perkiraan pertumbuhan ekonomi yang terbitkan lembaga penelitian ekonomi German Institute for Economic Research Halle (IWH), GDP Jerman diperkirakan akan meningkat sebesar 1,8 persen pada tahun ini dan sebesar 1,7 persen pada 2016.

    Untuk periode Januari-Juni 2015, neraca perdagangan Indonesia dengan Jerman menunjukan angka surplus bagi Indonesia sebesar € 252,4 juta, di mana ekspor Indonesia ke Jerman mencapai € 1,5 miliar dan impor Indonesia dari Jerman sebesar € 1,2 miliar.

    Dari 10 produk utama Indonesia ke Jerman pada periode Januari-Juni 2015, delapan komoditas mengalami peningkatan signifikan seperti CPO 35,49 persen, alas kaki 33,71 persen, kopi 59,81 persen, komponen otomotif 31,51 persen, peralatan listrik 27,85 persen, furnitur 9,76 persen, tekstil 4,34 persen dan udang 3,63 persen.




    liputan6.com
  • Diberdayakan oleh Blogger.

    HUBUNGI KAMI

    Untuk pertanyaan Anda dapat menghubungi kami dengan mengirimkan pesan lewat form dibawah ini.

    PT. HAMI

    • Alamat :
    • Kawasan Industri Candi
    • Pemilik :
    • Dwi Setyo Utomo
    • No. Telp :
    • +628112770199
    • Negara :
    • Indonesia
    • Email :
    • emailcentralhami@gmail.com

    KIRIM PESAN KE PT. HAMI

    Anda bisa menuliskan alamat email, nama dan pesan yang ingin anda sampai ke ke PT. HAMI melalui form dibawah ini

    KERAMAHAN DAN PERSAHABATAN